Jumat, 20 Desember 2013

PEMANFAATAN LIMBAH PUCUK TEBU UNTUK PAKAN TERNAK SAPI



                                                                                                                                                    I.            Latar Belakang
Para peternak di daerah desa karangharjo, kec.Sulang, kab. Rembang pada umumnya memanfaatkan “padang pangonan” atau kawasan lain untuk mengembalakan ternak dan hampir tidak ada inovasi untuk meningkatkan ketersediaan dan kualitas pakan, sehingga pada musim kemarau banyak ternak yang kurus karena kekurangan pakan. Pada sisi lain di daerah ini juga merupakan kawasan pengembang tanaman tebu yang cukup baik.
Pada musim kemarau terutama di daerah pengembangan tebu limbah daun tebu cukup melimpah, pada hal tanaman tebu menghasilkan daun pucuk yang jumlahnya melimpah terutama pada musim tebang, yang biasanya pada musim kemarau. Namun belum banyak dimanfaatkan oleh peternak di desa karangharjo, kec.Sulang, kab. Rembang sebagai sumber pakan ternak. Kualitas hijauan makanan ternak yang berasal dari limbah pertanian nilai biologisnya sangat rendah, hal ini disebabkan karena tanaman pertanian umumnya dipanen pada saat hasil utamanya telah mencapai tingkat kematangan yang diinginkan (bppp, 2012). Melalui progam pembuatan ransum pakan ternak fermentasi dari limbah pucuk tebu, sehingga pemanfaatan pucuk tebu untuk pakan ternak melalui proses fermentasi ini diharapkan peranan pucuk tebu dapat dijadikan sebagai sumber pakan alternative saat memasuki musim kemarau. Dengan memperhatikan faktor agroekologi, pengelolaan usahatani tebu dan ternak, serta sosial budaya.
Diharapkan dapat meningkatkan produksi dan kualitas ternak. Terjadinya keterpaduan yang menguntungkan secara ekonomis, sosial dan ekologis antara usahatani tebu dan ternak sapi pada suatu wilayah pengembangan tebu ( romli, 2012).
                                                                                                                                                                II.            Tujuan
1.      Peternak mampu memenuhi gizi ternak mereka untuk meningkatkan kualitas perternakan .
2.      Peternak mampu memanfaatan pucuk tebu limbah hasil panen tanaman tebu untuk pakan ternak ruminansia.
3.      Mampu memberi nilai guna pada limbah putuk tebu di lingkungan setempat.
4.     Solusi saat terjadi kelulitan pengadaan pakan ternak saat musim kemarau/kering.

                                                                                                                                                       III.      Dasar Teori
Makanan ternak/pakan ternak adalah semua bahan yang diberikan kepada ternak berupa campuran bahan organik dan anorganik untuk menunjang dan memenuhi kebutuhan zat makanan bagi fungsi dan produksi ternak yang dimanifestasikan dalam bentuk pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi.
Kualitas pakan ternak tergantung pada komposisi nutrisi yang terkandung di dalamnya terutama pada bahan kering, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, dan tingkat kecernaan (Kuswandi, 1990). Pakan utama sapi terdiri atas hijauan, limbah tanaman pertanian atau perkebunan, kacang-kacangan, dan konsentrat. Produktivitas sapi potong tergantung pada pakan yang diberikan, oleh karena itu pakan ternak harus memperhatikan mutu, jumlah, dan ketersediaan.
Kebutuhan pakan ternak sapi adalah sebgai berikut :
a
Hijauan pakan umumnya berupa rumput dan semak. Pada musim hujan, ketersediaan hijauan tersebut berlimpah, namun pada musim kemarau jumlahnya terbatas. Dengan menyimpannya dalam bentuk kering, hijauan tersebut dapat dimanfaatkan pada musim kemarau (Kuswandi, 1990). Limbah daun tebu ketika musim panen tersedia melimpah sehingga dibutuhkan proses pengolahan, baik melalui pembuatan silase dengan proses fermentasi maupun dalam bentuk bahan baku konsentrat untuk meningkatkan nilai nutrisi dan daya simpan lebih lama. Menurut Rusdi (1992), proses fermentasi pakan dapat meningkatkan protein, palatable, dan daya simpan. Di samping itu, pembuatan pakan fermentasi dapat diperkaya dengan mikroba probiotik yang dapat meningkatkan daya cerna pakan dan memperbaiki sistem pencernaan sapi.
Pucuk tebu mengandung protein yang rendah ,hal ini dapat dilihat pada hasil analisa yang telah dilakukan oleh Wardhani dkk. Bahwa, pucuk tebu mengandung 22,34% bahan kering, protein kasar 4,94%, serat kasar 33,54%, lemak 1,34%, beta-N 44,08%  dan  abu 8,21 %. Menurut Pigden , pucuk tebu bukan saja mengandung protein yang rendah, tetapi juga mineral dan vitamin rendah. Oleh karena itu, pemberian pucuk tebu pada ternak ruminansia memerlukan bahan suplementasi sebagai sumber protein, mineral dan vitamin. Suplementasi yang disarankan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Preston clan Leng  adalah urea, proteinbypass, pati-bypass, mineral clan vitamin.
Upaya praperlakuan dan/atau suplementasi pada penggunaan serat limbah yang lain dapat menggunakan prinsip-prinsip tersebut. Sapi muda seberat 200 kg yang perlu bertumbuh 0,5 kg per hari diperkirakan membutuhkan protein 570 g dan energi 51 MJ (NRC, 1984), maka bila pakan basalnya pucuk tebu (5,5% protein dari bahan kering, energi termetabolis (ME) 8,326 MJ/kg bahan kering), konsumsinya diperkirakan 3,5 kg bahan kering yang hanya memasok protein kasar sebanyak 192,5 g dan energi 29,141 MJ ME, sehingga akan memerlukan tambahan protein kasar sebanyak 377,5 g dan energy 21,859 MJ. Secara teoritis, kekurangan dapat dipenuhi dengan menambahkan 1,5 kg katul dan 58 g urea. Dengan perkiraan meningkatnya konsumsi pucuk tebu bila diberi perlakuan atau ditambah legum dan mineral, maka diharapkan pertambahan bobot hidupnya meningkat.( KUSWANDI , 2007).
Berdasarkan klasifikasi dan berdasarkan asal pakan dari pucuk tebu ini tergolong  pakan nabati yaitu pakan yang berasal dari tumbuhan/tanaman dengan kandungan karbohidratnyatinggi dari pakan hewani, tapi kualitas proteinnya lebih rendah dari pakan hewani dan juga mengandung asam amino yang lebih rendah dari pakan hewani.
Contoh : jagung, bungkil kedele, dedak, rumput, bungkil, kelapa dll.






                                                                                                                                                                      IV.      Pembahasan
Dengan adanya inovasi pembutan pakan fermentasi dari pucuk tebu ini diharapkan dapat menjadikan solusi para peternak di dusun Sidoluhur, desa karangharjo, kec.Sulang, kab. Rembang saat kesulitan mendapatkan pakan ternak pada musim kemarau. Sehingga menjadikan salah satu teknologi terapan yang tepat guna. Disisi lain juga mampu menambah nilai guna limbah pucuk tebu yang sangat melimpah pada saat musim panen tiba yang biasanya di lakukan pada mendekati musim kemarau.
1.      Pendekatan Yang Dilakukan Saat Mengitriduksikan Pembuatan Pakan Fermentasi Dari Pucuk Tebu Kering
Pendekatan yang dilakukan adalah dengan pendekatan “ cooperation on farm reseach “ pada kelompok  peternak dusun Sidoluhur, desa karangharjo, sulang rembang. Metode ini mengacu pada prinsip-prisip  action research yang memiliki ciri-ciri antara lain :
1.       Partisipasi masyarakat dalam aksi bersama
2.       Fasilitas untuk menciptakan kesamaan pkikiran.
3.       Intervestasi teknologi yang dinilai (diuji) dan
4.       Pemeberdayaan pengembangan potensi  sumberdaya manusia(dalam hal ini masyarakat)
(warsito R, 2000 ; iqbal M, et al 2007)

2.      Pembuatan Pakan Fermentasi Dari Pucuk Tebu Kering
Pelatihan pembuatan pakan ternak sapi dengan pakan pucuk tebu dengan proses fermentasi. Tujuan dari pelatihan ini adalah para peternak dapat memanfaatkan pucuk tebu yang melimpah saat musim panen tebu. Sehingga pucuk tebu ini biasanya di biarkan dilahan menjadi kering  di lahan. Peternak dapat membuat pakan dengan nilai gizi tinggi secra mandiri.
  Tabel Ransum pakan ternak sapi pucuk tebu kering dengan proses fermentasi.
Bahan
Konsentrasi
1.      Pucuk tebu tebu kering
2.      Mineral
3.      Urea
4.      Bekatul
5.      Garam
6.      Probiotik
7.      Tetes
8.      Air
60%
4%
2%
20%
2 %
6%
6%
Secukupnya
 Sumber : BPPP 2012
Cara pembuatan pakan fermentasi dan perlakuan sapi potong:
1.      Pucuk tebu kering di cacah menggunakan mesin pencacah.
2.      Semua bahan di campur menjadi satu dengan cara manual.
3.      Kemudia dimasukkan kedalam drum berukuran ± 100 liter lalu ditutup sehingga proses fermentasi berlangsung secara anairob.
4.      Proses fermentasi ini berlangsung selama 4 hari dan hari ke 5 dapat diberikan kepada ternak sapi.
5.      Pemeberian pakan 20-35 kg/ekor/hari. Perlakuan ini dilakukan semala 3 bulan
6.      Melakukan penimbangan berkala sehingga padat diketahui pertambahan bobot.


Gambar bahan bahan yang digunakan
Gambar Proses pencacahan pucuk tebu kering.
Gambar proses pencampuran
Gambar Proses fermentasi secara an aerob.

3.      Penanganan Kendala
Beberapa kendala bila pucuk tebu dijadikan pakan ternak ruminansia dan solusinya dapat diringkaskan sebagai berikut :

Kendala
Kemungkinan Solusi
Kecernaan rendah
Praperlakuan dengan alkali
Nitrogen terfermentasi
rendah
Tambahkan urea sebanyak
2% dari bahan kering bahan
Bypass protein dan lemak
rendah                                                 
Tambahkan bungkil-bungkil,
dedak, katul
Fermentasi menghasilkan
sumber glukosa rendah
Tambahkan rumen modifiers, pakan kaya pati (menir, jagung
Fraksi serat tercerna
Rendah
Tambahkan legum hijau atau rumput muda
Kandungan mineral
Rendah
Tambahkan semua unsur,
terutama belerang
Pengolahan dengan proses memfermentasikan pucuk tebu ini juga menjadikan pakan ini mampu disimpan dalam jangka lama. Semisal saat musim panen tebu jumlah limbah pucuk tebu sangat melimpah para peternak mampu membuatnya secara besar dan banyak. Kemudian menyimpannya sehingga saat ketersediaan pakan hijauan berkurang atau langka para peternak mempunyai cadangan pakan yaitu pakan dari fermentasi pucuk tebu yang mereka sudah simpan sebelumnya
                                                                                                                                                             V.     Penutup
Peternak sapi potong di desa karangharjo, kec.Sulang, kab. Rembang diharapkan mampu peningkatan pendapatan, perbaikan pakan ternak yang mampu memenuhi kebutuhan ternak sapi potong secara optimal maka dilakukan intervensi dan introduksi teknologi yaitu :pemanfatan limbah pucuk tebu untuk dibuat pakan fermentasi.
Pemanfaatan pucuk tebu ini juga akan menambah nilai guna pucuk tebu yang yang merupakan limbah hasil panen tanaman tebu yang jumlahnya melimpah saat musim panen yang biasanya saat musim kemarau dan menjadi salah satu solusi penanganan limbah panen tanaman tebu.




                                                                                                                                                   VI.     Daftar pustaka

KUSWANDI. 2007. Teknologi Pakan untuk Limbah Tebu (Fraksi Serat) sebagai Pakan Ternak Ruminansia. Balai Penelitian Ternak. Bogor.
Musofie, A., N,K . Wardhani, S. Tedjowahjono dan K. Maksum . 1981 . Pemberian Pucuk Tebu dengan Penambahan Pelbagai Level Konsentrat pada Sapi Bali Dara . Laporan Khusus Penelitian Sub Balai Penelitian Ternak, Grati
Umiyasih, U. dan Y.N. Anggraeny. 2007. Petunjuk teknis ransum seimbang strategi pakan pada sapi potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Lolit Sapi Potong, Pasuruan.
Romli, Moch. 2012. Sistem Pertanian Terpadu Tebu Ternak Mendukung Swasembada Gula Dan Daging. BPPP.
WARDHANI, N.K. dan A. MUSOFIE. 1985. Respon sapi perah dara terhadap pemberian wafer pucuk tebu dan rumput Gajah. Pros. Seminar Pemanfaatan Limbah Tebu untuk Pakan Ternak. Grati, 5 Maret 1985. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 56 – 60.
Warsito, R., 2000. Metode Penelitian Sosial Dalam Menunjang Pengembangan Pertanian. Semnas. Metode Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Berwawasan Ekoregional. Salatiga.

2 komentar:

  1. http://khoirunisa1.blogspot.com/

    http://yuliasaputri31.wordpress.com/

    http://sabillarosyadi.wordpress.com/

    http://karinasilfia.wordpress.com/

    http://bengbeng-off.blogspot.com/

    http://bunglondri12.blogspot.com/

    http://sapasepta.blogspot.com/

    http://genageni.blogspot.com/

    http://bengbeng-off.blogspot.com/2014/08/powerschool-band-keren-dari-jogja.html

    BalasHapus
  2. Wah, menarik. Adakah hasil penambahan berat pada hewan ternak?

    BalasHapus